Keliaran Persepsi
Sesederhana apapun susunan bunyi ditentukan oleh pengetahuan, keahlian, dan pengalaman sipembuat musik itu sendiri. Di dalamnya terdapat rentang waktu yang berhubungan dengan panjang pendek bunyi (durasi nada). Dia akan memenuhi ruang-ruang yang disediakan sedemikian rupa menurut penciptanya dan dalam ruang tersebut bunyi itu mengalir menjadi suatu kesatuan bunyi. Dalam ruang itu juga sipembuat musik menyampaikan gagasan melalui bentuk tertentu, menggunakan ritme tertentu, memainkan melodi tertentu, sampai pada penerapan harmoni tertentu.Artikel ini merupakan sambungan dari artikel Sangka Rasa Bunyi. Saya sarankan anda membacanya agar bisa memahami tulisan ini dengan mudah.
Semua rangkuman bunyi ditangkap oleh kuping manusia lalu disimpulkan oleh Sangka lalu ditafsirkan pula oleh Rasa manusia. Indah atau tidak indah hasil bunyi yang disusun itu bersifat relatif, tentunya menurut selera pendengarnya masing-masing yang kesemuanya itu juga dari rasa. Oleh karena itu manusia kebanyakan menafsirkan musik menurut sangka (persepsi) dan rasa (intuisi batiniah) di dalam hatinya. Kalau musik itu enak, maka musik disetujui oleh rasa seseorang. Kalau musik itu tidak enak, maka ia tertolak dari hatinya.
Sangka seseorang terhadap suatu bunyi (satu nada) bisa dipersepsi secara luas yang sudah pasti berbeda. Apalagi sangka ketika mendengar musik dari gabungan banyak nada. Sangka dalam hati manusia inilah yang melahirkan rasa terhadap bunyi. Sebagai contoh ketika kamu mendengar musik mengalun dengan melodi tertentu, sangka akan menangkap bahwa musik itu menggambarkan sesuatu. Sementara rasa kemudian menghadirkan damai dan ketenangan. Namun sadarlah kamu, kalau musik tersebut bisa saja sangka sebagai musik sedih dan rasa akan membawanya pada tragedi memilukan. Jadi sangka akan melahirkan rasa dan menyimpulkan berdasarkan sangka-rasa tersebut.
Bebas seperti alam
Bebaskan dirimu seperti alam dari sangka dan rasa, begitu juga membebaskannya dialam bunyi, karena bunyi itu juga sebenarnya adalah alam tersendiri. Ketika hati dan pikiran kamu terbuka seperti langit, maka kamu akan bisa menelaah semua musik dan menerima bunyi sebagai sahabat, bukan lagi enak atau tidak enak. Kamu akan berpikir antara cocok dan tidak cocok, hanya itu. Inilah mengapa dalam seni tidak ada kata-kata indah dan tidak indah, yang ada antara cocok dan tidak cocok. Kalau cocok dengan persepsi otak (sangka) dan persepsi hati (rasa), maka akan dikatakan indah, kalau sebaliknya maka kamu akan menghakimi musik itu tidak indah. Namun kalau kamu berada pada tingkatan ini, maka kamu belum membebaskan jiwa seperti alam. Manusia yang bebas dialam bunyi, dialah bunyi itu sendiri, tanpa ke-aku-an dan tanpa peng-aku-an, lalu lebur dalam ketiadaan, tanpa dipengaruhi permainan Sangka-RasaOrang yang bebas bermain di alam bunyi adalah orang yang bisa melepaskan dari permainan sangka-rasa. Bagaimana kamu bisa mempersepsi bunyi secara utuh kalau kamu belum bisa melepaskan dari keduanya. Orang yang bisa memberi tanggapan adalah orang yang menjadi penonton, oleh karena itu kamu harus keluar dari permainan sangka dan rasa. Jika kamu merasa bisa memberi tanggapan terhadap sangka-rasa, maka sadarilah… sebenarnya kamu hanya dikendalikan oleh keduanya. Oleh karena itu bebaskanlah dirimu seperti alam, bahkan seperti bunyi itu sendiri yang bebas tanpa dibatasi pemikiran dan perasaan.
Traktir Mbah Dinan kopi klik di sini
atau mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0811 5686 886.
atau mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0811 5686 886.
Kategori :
estetika,
opini,
- Bunyi dalam Liar Persepsi - - Powered by Blogger. Jika ingin menyebarluaskan atau mengcopy paste artikel Bunyi dalam Liar Persepsi, harap menyertakan link artikel ini sebagai sumbernya. Terima kasih.