Musik adalah wadah penggambaran ide atau cerita. Keseluruhan rangkaian bunyi sah-sah saja diartikan sebagai cerita. sedang makna adalah muatan dalam ide cerita tersebut. Bunyi diartikan sebagai penggambaran dari cerita yang ingin disampaikan. Tanpa sadar desain dramatis dalam seni telah terbangun. Selanjutnya tinggal mengatur flot dan penyesuaian rangkaian motif (dalam penggalan karya) menjadi kesatuan utuh dan mempunyai konektifitas dengan tema.
Langkah selanjutnya adalah tugas dari audiens untuk membaca makna dari suguhan karya seni. namun yang harus diingat bahwa seorang seniman juga harus mampu mengungkap arti penting dari apa yang disampaikan. Kedalaman penangkapan inilah yang berbeda, tergantung banyaknya pengalaman dan kontemplasi seorang seniman terhadap masalah yang ia angkat dalam sebuah karya seni. Harus pula diakui, bahwa kedalaman pengalaman tidak mempengaruhi kualitas karya, karna ini tergantung pada seberapa dalam pengetahuan musik dan komposisi yang ia kuasai. Dari sini tanpa disadari akan hadir sifat kerendahan menghormati semua karya, karena tidak adanya ke-aku-an dalam berkarya. Karya akan hidup dengan ruh dan nafasnya sendiri, sedang seniman tidak tersesat di ladang kreatifitasnya.
Pandangan lain yang menyebabkan seorang seniman terjepit kaku diantara karya dan makna adalah hanya menitik beratkan penilaian pada aspek estetis. Bila hal demikian menjadi pilihan, seniman hanya berkarya sebatas merangkai pola bunyi sehingga menjadi bentuk keindahan. Dia lupa bahwa fungsi dari jalinan-jalinan motif tadi harus menyeimbangkan struktur bunyi agar enak didengar, bukan menyusun bunyi seperti dipaksakan jadi. Bayangkan jika membuat rumah dengan sepuluh ruang namun yang berfungsi hanya 6 ruang. Ruang lain yang tidak berfungsi cenderung mengganggu, baik dari segi keindahan dan efektifitas.
Terkadang ada karya seni sederhana namun enak untuk dinikmati dan ditelaah maknanya. Bila ada karya atau repertoar besar, terkadang itu bukan karyanya yang besar, namun hanya melibatkan alat musik atau pemain dalam jumlah besar saja. Karya tersebut belum tentu mempunyai jalinan yang berfungsi dan saling mendukung. Kesatuan yang saling mendukung, bergayut, dan saling mengangkat fungsi inilah yang disebut UNITY atau kesatuan. Di sinilah letak kekuatan karya seni. disamping itu akan menghadirkan kekuatan yang menopang penggambaran makna yang ingin disampaikan.
Sudah saatnya seniman melepaskan keakuan dalam berkarya dan menyingkirkan pemaksaan keterbacaan makna dalam sebuah karya seni. Karya manggambarkan sebuah cerita tentang hidup dan di dalamnya terdapat makna dari cerita yang disampaikan melalui karya seni tadi/ Biarkan mengalir saja. Perhatikan jalinan fungsi dalam bagian-bagian karya (motif) atau fungsi karya itu sendiri ketika kamu berkarya. Untuk dirumukah, atau untuk kebersamaan?. Inilah yang dinamakan kekuatan konseptualitas dalam karya seni. Sekali lagi bukan mau menapikan karya seni itu sendiri, namun karya juga mempunyai ruh yang ditiupkan oleh senimannya. Ingat, bahwa "kebersamaan" itu sebagai kekuatan karya seni
Traktir Mbah Dinan kopi klik di sini
atau mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0811 5686 886.
atau mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0811 5686 886.
Kategori :
estetika,
opini,
- Terhimpit diantara Karya dan Makna - - Powered by Blogger. Jika ingin menyebarluaskan atau mengcopy paste artikel Terhimpit diantara Karya dan Makna, harap menyertakan link artikel ini sebagai sumbernya. Terima kasih.