Membaca Rendra
Membaca Ulang Panggung Membaca Rendra
Membaca Rendra adalah kegiatan memperingati 10 tahun meninggalnya penyair nasional Rendra si Burung Merak. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Siberdaya, OI Putussibau Kalbar, dan kawan-kawan seniman Pontianak yang bekerjasama dengan Taman Budaya Provinsi Kalimantan Barat. Laiknya sebuah gelar seni untuk membaca perjalanan puisi Rendra dan melihat kembali apa yang ditinggalkan oleh mendiang Rendra, yaitu sebuah semangat kebebasan dari perkembangan dunia teater di tanah air Indonesia.Gelar Haul ke 10 Rendra dibacakan 22 puisi Rendra oleh 22 Teaterawan Pontianak. Cukup khidmad dibalik kebisingan proses seni yang selama ini menggeliat dalam pencarian. Yang jelas, ada nuansa berbeda ketika kita melihat sajian puisi yang dibawakan oleh seniman lintas generasi, berbagai gendre, dan sisipi oleh beberapa musisi yang juga ikut memeriahkan perhelatan Membaca Rendra.
Ada suatu ruang imaji yang harus kita baca dibalik Panggung Membaca Rendra. Termasuk juga membaca kesakralan dunia panggung yang oleh sebagian orang dianggap sederhana dan (mungkin) bersahaja. Hal ini perlu menjadi perenungan untuk dijadikan petunjuk dalam menggelar kegiatan ke depannya. Termasuk juga memahami reproduksi otak tentang produksi seni yang kebanyakan kita tonton atau kita gelar. Artinya kita mencoba menyadur segala pemikiran dan kerja keras kawan-kawan dibalik meriahnya sebuah panggung seni.
Membaca Ide Kreatif
Mengkaji sebuah pemikiran kreatif itu tidak mudah, karena bila suatu yang kreatif dikaji ulang lalu dikerjakan ulang itu bukan barang yang kreatif lagi. Tapi adalah sebuah pengulangan yang mengalami stagnasi pemikiran. Ada suatu pemandangan baru dari balik jendela rasa, terutama bila kita melihat panggung dan literasi seni di Kalimantan Barat.Sebuah sajian sederhana namun sarat dengan tawaran baru dalam konsep penyelenggaraan Membaca Rendra. Saya melihat suatu peluang besar dari perhelatan ini, walau konsep sederhana namun muatan yang diusung bisa membangkitkan semangat baru dunia sastra dan teater untuk lebih maju ke depannya. Literasi ide itu perlu dipertahankan, namun terlebih penting lagi adalah menjaga semangat kebersamaan dan kerjasama dalam gelar seni tersebut.
Saya yakin, bahkan teramat sangat yakin kalau kawan-kawan seniman Pontianak mempunyai ide kreatif dan itu saya tidak pernah meragukannya. Namun semangat kerja yang kreatif juga perlu diterapkan. Dari semangat kerja kreatif itulah yang memberi nalar dan nilai berbeda dari hanya sekedar kerja bertukang, bahkan tukang apa saja diluar kerja panggung seni. Karena sebuah panggung seni bukan hanya lahir dari pemikiran kreatif, tapi harus juga ada semangat kerja kreatif untuk mewujudkannya. Baik itu dari kajian literasi materi, perencanaan, bahkan merujuk pula pada kemasan. Bukan suatu yang terkesan terjadi secara instan dan dipaksakan.
Semangat Kerja Bersama
Semangat kerjasama kreatif perlu dipertahankan, karena kerjasama itu sangat mudah, namun kreatif dibalik kerja bersama itu yang susah. Termasuk juga mempertahankan semangat kerja bersama kawan-kawan seniman. Pastinya banyak pemikiran yang tidak tergulung menjadi satu, ada banyak kerja dibalik kerja sehari-hari, sampai keluhan karena tidak maksimal dalam penerapan rencana. Namun saya yakin semua itu dapat diatasi dengan keterbukaan dan saling memahami. Panggung Membaca Rendra sudah bagus dalam ide awalnya. Ditambah lagi rencananya bagus, materinya bagus, kemasannya bagus, maka tinggal semangat kerjanya yang juga harus bagus. Kuncinya, kemauan untuk bersama dalam mewujudkannya.Saya tulis ini bukan menghujat atau menyepelekan kerja kawan-kawan di balik panggung Membaca Rendra. Namun saya rasa ini perlu kita pikirkan bersama untuk kemajuan dalam penyelenggaraan semua kegiatan kita. Tentunya ini suatu catatan untuk mengingatkan, agar semua kawan-kawan yang terlibat juga mau menyumbangkan pemikitan dibalik kebutuhan pementasannya sendiri. Kerja awal ini sudah bagus, dan mari kita dukung dengan semangat kerja yang lebih kreatif dan lebih bagus lagi. Semangat baru itu sudah terbentuk dan jangan berhenti sampai di sini. Lanjutkan dan mari kita besarkan marwah panggung seni dan literasi budaya kita. Karena inilah yang kita sumbangkan untuk masyarakat dan kita tinggalkan untuk anak cucu kita.
Dari saya yang terlalu banyak ngoceh masalah panggung seni di Pontianak.
MBAH DINAN
Traktir Mbah Dinan kopi klik di sini
atau mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0811 5686 886.
atau mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0811 5686 886.
Kategori :
renungan,
- Membaca Rendra - - Powered by Blogger. Jika ingin menyebarluaskan atau mengcopy paste artikel Membaca Rendra, harap menyertakan link artikel ini sebagai sumbernya. Terima kasih.