Ukuran Font Artikel
Small
Medium
Large

Jangan lagi tangisi Tradisi

Jangan lagi tangisi tradisi
Sumber foto: Warisan Budaya Takbenda Indonesia 

Tradisi adalah ciri khas manusia berbangsa dan lahir sejalan dengan tingkat pengetahuan manusia itu sendiri. Tradisi juga produk yang lahir dari pemikiran manusia untuk mengatasi kebutuhannya, baik berhubuungan dengan naluri kehidupan, prinsip moral, hubungan manusia secara nyata maupun transenden. Oleh karena itu Tradisi lahir dari pemikiran, tingkah laku, dan mempunyai bukti fisik hasil dari keduanya. 

Pada sisi yang lain, Tradisi dipandang sebagai suatu produk keahlian yang mempunyai kekhasan terhadap suatu kehidupan kelompok masyarakat tertentu. Tradisi kerap kali dipandang sebagai produk fisik semata, namun tidak pernah dikaji kaitannya dengan ide maupun perilaku manusianya. 

Tradisi sebagai komuditi ke-asik-an batin hanya dipandang seberapa jauh bisa memberi nilai materi, bukan nilai dan eksistensi Tradisi terhadap kehidupan manusianya. Tradisi adalah produk dan kreatifitas, namun mengesampingkan esensi nilai budaya dalam lingkup peradaban manusianya. 

Lambat laut Tradisi tidak lagi dikenali sebagai ciri khas kehidupan manusia, namun lebih dipandang sebagai produk kreatif. Ditambah lagi keberadaan dinas yang berkaitan langsung dengan kebudayaan tidak pernah memikirkan keberadaan dan perkembangannya. 

Jika terjadi pergeseran nilai, maka akan dianggap sebagai suatu yang lazim dan lumrah, walau nilai kehidupan masyarakat perlahan hilang. Tergantikan dengan kata kreatif dalam perkembangan.

Kebanyakan opini masyarakat umum menganggap Tradisi yang ada disekitar mereka hanya bagian dari sejarah. Mereka tidak menganggap suatu Tradisi lama itu lebih bermanfaat dibanding hp android dalam genggaman.

Mereka dibutakan rayuan teknologi dan tanpa terasa mulai meninggalkan Tradisi lama. Silaturrahmi antar tetangga setelah kendurian mulai dianggap menyita waktu keasikan mereka ketika scrolling dalam mesin pencari. Ketika para tetua bercerita tentang kehebatan pangalima, mereka lebih memilih asik dengan sinetron dan youtube.

Kebiasaan belajar ngaji setiap sorenya kadang dialihkan dengan mendengarkan lantunan ayat suci Al-qur'an lewat hp. Ujung-ujungnya ketika disuruh baca Yasin belepotan dan kebanyakan bergumam biar dianggap lancar dan bisa. 

Lambat laun Tradisi lama semakin kabur dan tidak lagi dikenali. Generasi micinpun akan menganggap Tradisi lama itu unik dan penuh nilai seni. Padahal dibalik semua itu adalah pentingnya kandungan nilai. 

Nanti Tradisi lama akan menempati posisinya sendiri lagi namun cepat berubah bentuk secepat beralihnya pemikiran manusia untuk merubahnya menjadi suatu yang kreatif. Yah, setidaknya dianggap kreatif dan lebih maju, lebih baik, dan masih banyak nilai lebih yang harus dikejar. Walau sebenarnya generasi kerupuk akan menganggapnya itu seni, padahal tersesat dalam pemikiran sendiri.

Tradisi tidak lagi sebagai ciri khas kehidupan, namun lebih dipandang produk kreatif yang harus berinovasi. Itulah yang akan terus dijejalkan kepada pewaris baru keTradisian dan itulah yang dianggap Tradisi asli dan sebenarnya.

Pada saat itu kita tidak bisa berbuat apa-apa, kita bukan bagian dari Tradisi baru tersebut, dan gilanya, kita dipaksa menjadi saksi dalam kebisuan. Melihat generasi yang kita banggakan tersesat dalam peradabannya sendiri. Bila itu terjadi nanti, saat itu, jangan lagi tangisi tradisi.


Traktir Mbah Dinan kopi klik di sini
atau mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
LIHAT ALAT MUSIK MELAYU
Hubungi Admin: 0811 5686 886.
Posting Komentar