Perbedaan potensi sumber daya budaya telah menumbuhkan pertukaran perhitungan kebutuhan, baik dari hulu maupun hilir dimana budaya itu tumbuh dan berkembang. Terkadang kebudayaan yang dianggap lebih maju menjadi pusat perhatian untuk diangkat dan dijadikan komiditi ekonomis, walau pada praktiknya masih berdalih pengembangan.
Pada sisi lain cakupan budaya mulai diperhitungkan, mulai dari seberapa menarik bentuknya, kemudahan akses untuk diteliti, keterbukaan informasi dari masyarakat, sampai kepada perhitungan ekonomis yang harus dikeluarkan ketika suatu budaya itu ingin diangkat. Kondisi ini berjalan cukup terorganisasi hingga memunculkan berapa ragam jenis spesialisasi kerja yang mengacu pada kemudahan dan kelancaran.
Tidak cukup pada masalah tebang pilih budaya, dampak dari pertukaran kebudayaan yang berdekatan juga mengarah pada adanya migrasi cara pandang masyarakat, sehingga memacu difusi kebudayaan hulu dan hilir di Kalimantan Barat. Banyak tradisi yang dianggap besar dibangun berdasarkan pendapat tekstual yang kemampuan membaca keadaan dan merumuskan kinerja perkembangan. Melalui cara ini sekolompok masyarakat telah membawa dampak besar terhadap perkembagan kebudayaan di Kalimantan Barat.
Fenomena perkembangan budaya Kalimantan Barat kebanyakan mengacu pada daya jangkau. Memandang seberapa mudah akses kebudayaan itu ingin dijangkau. Terlebih lagi berhitung seberapa besar biaya pembangunan budaya itu diperlukan. Ketika melihat hasil hitung-hitungan ini, pemerintah cenderung memalingkan muka dan mengernyitkan dahi karena dianggap diluar ekspektasi biaya.
Kerancuan pembangunan budaya juga terjadi pada sektor lumbung-lumbung kreatif, seperti komunitas seni dan sanggar-sanggar tari dan musik daerah, termasuk juga komunitas kajian kebudayaan. Pemerintah cenderung penafikan keberadaan mereka. Padahal peran komunitas sangat penting bagi pembangunan kebudayaan daerah Kalimantan Barat.
Kebanyakan individu yang bergerak muju adalah individu yang tergabung dalam komunitas dengan berbagai karyanya. Karya-karya inilah yang akhirnya ikut andil sebagai penopang pembangunan kebudayaan Kalbar. Baik secara langsung atau tidak langsung. Setidaknya peran komunitas sudah banyak memberi pencerahan maupun terobosan pada perkembangan budaya dan pendidikan kesenian dalam ranah kerjanya.
Berbicara masalah perkembangan budaya, peran pemerintah daerah perlu ditingkatkan. Penguatan perkembangan itu sudah saatnya dituangkan dalam peraturan daerah agar pembangunan kebudayaan Kalbar mempunyai landasan hukum kuat dan mengikat. Mengingat ketertinggalan Kalbar dalam data indeks pembangunan kebudayaan nasional dibanding daerah Kalimantan Balinnya.
Pemajuan kebudayaan memerlukan regulasi hukum yang jelas sebagai pondasi kerja pemerintah. Regulasi hukum itu akan memberi maklumat kewajiban kerja nagi pemegang kekuasaan di seluruh Kabupaten Kota. Berbagai hal yang awalnya tidak diperdulikan akan diperhatikan dalam membangun kebudayaan berkarakter. Hal ini penting, karena jika suatu daerah tidak mempunyai karakter budaya daerahnya, maka akan kehilangan jejak norma dan ciri kedaerahan nantinya.
Suatu hal paling naif yang selama ini dikerjakan adalah membangun gedung yang katanya sebaguna. Membangun dengan ketinggian gengsi namun tidak mencerminkan budaya setempat. Menyangkan gedungnya sudah megah dengan berbagai fasilitas memadai dan dianggap modern, namun kehilangan nilai budaya. Lambat laun gedung megah itu kebanyakan hanya menjadi sejarah pencitraan. Inginnya dipandang berhasil membangun, padahal sesat dalam rimba modernitas tanpa jati diri. Dianggap dapat bersaing dengan bangunan lain di Indonesia, padahal jauh tertinggal tanpa identitas.
Rancunya pembangunan kebudayaan banyak terjadi dibeberapa daerah Kalimantan Barat. Hal ini karena pemerintah Kalimantan Barat seharusnya lebih memperhatikan budaya setempat yang dapat dijadikan landasan berpikir untuk membangun. Membangun imfrastruktur juga bisa mengacu pada nilai-nilai budaya sesuai daerahnya. Artinya sekali membangun, membangun juga kebudayaan. Namun pemikiran sederhana ini mungkin banyak dihujat dan dipandang rendah. Akhirnya membangunlah gedung yang sama sekali tidak mencirikan budaya yang dimiliki. Pemerintah cenderung cari aman saja dan terus membangun dengan kegalauan.
Bencana kebudayaan juga datang dari lingkungan istana kecil pemerintah di Kalimantan Barat. Beberapa pencanangan RPPKD hanya sedikit sekali mengikut sertakan kebudayaan di dalamnya. Akhirnya kebudayaan tidak dapat berkembang dinamis karena kurangnya daya dorong dari pemerintah setempat. Beberapa perencanaan pembangunan kebudayaan juga terkesan terburu-buru dan kurang abai.
Sudah saatnya pemerintah Kalimantan Barat memperhatikan pembangunan seni budaya di Kalimantan Barat. Pentingnya pembangunan yang mengacu pada nilai kebudayaan merupakan modal utama pembangunan berkarakter. Nilai budaya kedaeraha itu yang membuat Kalbar berbeda dengan daerah lainnya dengan segala keunikannya. Oleh karena itu, hendaknya pemerintah jangan cari aman ketika musim pilkada. Jangan juga mencari simpati dibalik fakta kurangnya perhatian pemajuan kebudayaan Kalbar. Pemerintah harus bisa tampil dikancah nasional dan dunia membawa pembangunan daerah yang berkarakter budaya setempat. Itulah modal pembangunan peradaban yang harus kita perjuangakan bersama.
Sekiranya pemerintah dapat memperbaiki hubungan dengan lumbung-lumbung seni budaya di Kalimantan Barat. Bangun kembali silaturrahmi pembangunan dengan seniman dan budayawan daerah. Gandengan tangan mereka untuk membangun kebudayaan Kalbar yang megah dan kuat. Jangan cengeng terhadap bisikan-bisikan miring yang kadang tidak enak untuk didengar, apalagi dipikirkan. Berjalanlah bersama dalam keyakinan, hingga menciptakan gemilang peradaban Kalbar dimasa depan.
atau mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0811 5686 886.