Jual alat musik Dayak - Buy Now!

Pendidikan Pilar Utama Ketahanan Budaya

Pendidikan pilar utama kebudayaan di era globalisasi
Pendidikan Pilar Utama Ketahanan Budaya
Ros Telima dan Sanggar NEOTAR KIDS Pontianak

Budaya - Fenomena perkembangan global merupakan sebuah kenyataan yang tak terhindarkan. Globalisasi telah membawa dampak yang besar terhadap kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya di seluruh dunia. Meskipun ada berbagai respons terhadap perubahan ini, baik yang positif maupun yang negatif, kenyataannya kita tidak bisa mengelak dari arus global yang terus bergerak maju. Fenomena paling mencolok dari perkembangan global adalah revolusi teknologi dan digitalisasi yang merambah ke setiap aspek kehidupan. Inovasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi telah mempermudah interaksi dan menghubungkan berbagai belahan dunia secara real-time. Transformasi digital ini terlihat dari penggunaan ponsel pintar, media sosial, dan sistem ekonomi berbasis digital, seperti perdagangan elektronik dan mata uang kripto. Dampak dari fenomena ini sangat luas, dari meningkatnya efisiensi bisnis hingga perubahan perilaku konsumen terhadap kebudayaan.
Digitalisasi membawa ancaman terhadap ketahanan budaya. Tidak bijak dan cerdas dalam menggunakan teknologi akan mengakibatkan teknologi menjadi kebutuhan yang tidak mendasar untuk kehidupan. Banyaknya anak muda yang hanya mengkonsumsi teknologi sebagai hiburan baru dan kekinian, lambat laun akan menggantikan budaya dengan kebiasaan baru. Ketimpangan perkembangan budaya akan muncul, sampai budaya itu nantinya ditinggalkan dan menjadi asing bagi generasi selanjutnya. Dengan demikian, masyarakat perlu beradaptasi secara bijak agar transformasi kebiasaan hidup dengan teknologi bisa memberikan manfaat yang merata.
Perubahan kebutuhan, termasuk sajian kebudayaan telah menjadi isu yang mendesak dan tidak bisa diabaikan. Fenomena ini menyebabkan berbagai bencana perkembangan kebudayaan, seperti banjirnya budaya asing yang masuk kesuatu masyarakat, badai dogma teknologi asing yang merambah dikalangan generasi muda, dan gelombang kebudayaan luar yang menjadi penyebab mitigasi perubahan kebudayaan, seperti transisi menuju budaya baru dan “mungkin” terbarukan atau harus dibarukan karena menyesuaikan perkembangan zaman. Saat ini tantangan terhadap pemajuan kebudayaan sangat kompleks, melibatkan kepentingan ekonomi dan politik kebudayaan berbagai negara. Selain itu adanya ketidakseimbangan tanggung jawab antara negara berkembang dalam membangun kebudayaannya. Meski banyak peraturan yang dibuat pemerintah, namun penerapannya masih sering mengalami kendala. Kesadaran untuk membangun daerah berbasis budaya jarang menjadi topik utama dalam pembangunan, padahal itu penting dilakukan agar dapat generasi mendatang tergerak untuk tetap mempertahankan budaya daerah.

Fenomena perkembangan global juga terlihat dalam perubahan demografi, seperti meningkatnya populasi di wilayah perkotaan dan migrasi global yang masif. Urbanisasi menciptakan tantangan baru, seperti kebutuhan akan perumahan, transportasi, dan infrastruktur yang layak. Kota-kota besar di seluruh dunia harus berjuang untuk mengelola tekanan yang ditimbulkan oleh pertumbuhan populasi ini. Secara perlahan kota membentuk kebiasaan baru dan akan berimbas pada perubahan selera. Segala sesuatu yang lama dan dianggap usang tidak diperdulikan lagi. Teruma budaya lokal yang tidak dianggap dapat menyesuaikan selera kekinian dan kebutuhan manusia pemilik kebudayaan itu sendiri.

Globalisasi telah mempercepat perpindahan manusia melintasi batas aturan karena tuntutan kebutuhan. Terciptalah masyarakat multikultural yang lebih dinamis. Di sisi lain, hal ini juga menimbulkan isu seperti krisis perkembangan budaya, menciptakan budaya tandingan karena kebutuhan baru, dan persaingan ketat eksistensi kebudayaan disuatu daerah. Perkembangan global juga memperkuat kesenjangan ekonomi dan berimbas juga pada perkembangan budaya. Banyak budaya ditinggalkan karena dianggap tidak dapat memberi hasil dalam kehidupan. Namun pada sisi yang lain globalisasi ekonomi sebenarnya juga memberi peluang pasar untuk seni budaya, namun cenderung tidak diperhatikan oleh pemiliknya sendiri. Globalisasi ekonomi memungkin masyarakat (sneiman dan pemerintah) membuat kemasan baru yang berpijak pada tradisi untuk dipromosikan dan dijual untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat. Namun semua terabaikan karena kebutuhan dipandang lebih dari itu, akhirnya manusia mencari suatu peluang baru namun tidak menoleh pada potensi budaya yang ada.

Memang perkembangan zaman membuka peluang ekonomi, seperti pasar bebas dan perdagangan internasional. Namun tidak semua negara atau individu dapat menikmatinya secara merata. Ada ketimpangan besar antara negara kaya dan negara miskin, serta antara mereka yang memiliki akses ke pendidikan dan peluang dengan mereka yang tidak mendapat akses kependidikan layak. Akhirnya generasi muda menghadapi tantangan berbeda dari generasi sebelumnya, termasuk ketidakpastian ekonomi dan transformasi dalam dunia kerja yang dipengaruhi oleh teknologi. Konsep perkembangan jika tidak dapat difahamai benar, maka perkembangan itu akan memaksa orang untuk mengubah cara mereka beradaptasi dengan realitas perkembangan global saat ini. Perubahan inilah yang akan merubah cara pandang dan perilaku masyarakat terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia.

Pendidikan Pilar Utama Ketahanan Budaya
Sanggar Warisan Budaya (warsada) Pontianak

Dalam era globalisasi dan digitalisasi saat ini, kita semua menyadari bahwa tantangan yang dihadapi dunia pendidikan semakin kompleks. Tidak hanya terkait dengan aspek akademis, namun juga dalam membentuk karakter dan jati diri peserta didik ditengah derasnya arus informasi dan budaya asing yang masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan kebudayaan dalam dunia pendidikan sebagai salah satu fondasi penting untuk membangun bangsa yang berkepribadian. Budaya adalah jiwa bangsa. Di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para leluhur, mulai dari sikap gotong royong, toleransi, saling menghormati, hingga cinta tanah air. Sayangnya, nilai-nilai ini perlahan mulai memudar ditengah modernisasi dan pengaruh budaya global. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengintegrasikan pendidikan berbasis kebudayaan dalam sistem pendidikan di Kalimantan Barat, agar generasi muda tidak kehilangan akar budaya.

Pemerintah seharusnya mengambil berbagai langkah untuk memperkuat pemajuan kebudayaan sebagai langkah strategis untuk memberi pembelajaran seni budaya daerah kepada anak sekolah SD, SMP, dan SMA, serta mendorong integrasi kebudayaan lokal dalam kurikulum sekolah. Program-program muatan lokal budaya daerah, pendidikan karakter berbasis budaya, serta pengembangan keterampilan seni dan budaya harus prioritas pemerintah Kalimantan Barat dalam menyusun arah pengembangan pendidikan untuk masa depan, agar nantinya pendidikan seni budaya daerah dapat memberi kemajuan berarti bagi pembangunan pendidikan ke arah yang lebih baik.

Keberhasilan program pengembangan seni budaya daerah tidak bisa tercapai tanpa dukungan dari berbagai pihak, para seniman, para guru, masyarakat, serta orang tua. Sekolah bukan satu-satunya tempat pendidikan. Rumah dan lingkungan masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting dalam melestarikan dan meneruskan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus bergandeng tangan bersama-sama memelihara, mengembangkan, dan mengamalkan kebudayaan kita, serta memberi ruang bagi seniman untuk terus berbakti mewujudkan pembangunan kesenian untuk masyarakat, terutama anak usia sekolah. Diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat menjalin kerjasama yang harmonis dan saling bahu membahu membangun kebudayaan daerah ke arah yang lebih maju.

Pengembangan kebudayaan dalam dunia pendidikan di Kalimantan Barat tidak hanya bertujuan untuk melestarikan tradisi, tetapi juga untuk menciptakan inovasi. Kebudayaan adalah sumber daya yang dinamis dan terus berkembang, yang dapat mendorong kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang. Sebagai contoh, seni dan budaya daerah kita yang kaya dapat menjadi inspirasi dalam dunia industri kreatif, pariwisata, hingga teknologi digital. Kita mempunyai kekayaan ragam seni budaya, sementara kita juga harus berkembang agar tidak tergerus zaman yang semakin berkembang. Oleh karena itu, selain melestarikan budaya, kita juga perlu mempersiapkan generasi yang mampu menjadikan kebudayaan sebagai modal kreatif dalam menghadapi tantangan global. Pendidikan yang berbasis kebudayaan harus diarahkan pada pengembangan keterampilan dan kecerdasan berpikir untuk melahirkan karya kreatif inovatif. Seniman dan elemen masyarakat sudah harus berpikir maju, kritis, kreatif, komunikatif, dan dapat berkolaborasi dalam mewujudkan pendidikan terbaik bagi Kalimantan Barat, namun tetap berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal.
Kerjasama seniman dan pemerintah dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat, berakar pada nilai-nilai budaya, dan siap bersaing di kancah global. Melalui momentum pameran ini, saya ingin menyampaikan bahwa pemerintah akan terus mendukung segala upaya pengembangan kebudayaan dalam dunia pendidikan. Kami akan terus mengawal implementasi kebijakan, memberikan dukungan berupa fasilitas dan sumber daya, serta memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak, terutama seniman, untuk memastikan bahwa kebudayaan daerah kita tetap harus hidup dan berkembang.
Pengembangan kebudayaan daerah merupakan kewajiban kita bersama. Pengembangan di tengah budaya yang beragam harus berpegang pada asas keadilan dan persatuan. Hal ini agar pengembangan dapat dilakukan secara adil dalam penyatuan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat. Seni budaya daerah adalah aset penting sebagai pembentuk karakter manusianya dan memberi kepribadian cerdas untuk kehidupan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mengembangkan kebudayaan daerah harus melibatkan semua pihak, dari peran pemerintah, partisipasi masyarakat, kepedulian seniaman dan dukungan dari berbagai sektor, termasuk pendidikan, ekonomi, dan politik. Peran seniman dan masyarakat harus terus dikembangkan, agar kerjasama dapat terus dibangun kearah lebih baik dan lebih harmonis, sehingga seni budaya akan mendapat peluang yang baik dalam perkembangan. Tidak perlu dipandang repot, karena jika terjadi kerjasama yang baik dan efesien untuk pemajuan kebudayaan, maka akan otomatis kebudayaan akan berkembangan baik dan dinamis.

Pelestarian kebudayaan daerah adalah langkah utama dalam memastikan bahwa budaya tersebut tidak punah ditengah arus globalisasi. Budaya daerah mencakup bahasa, adat istiadat, kesenian, arsitektur tradisional, upacara adat, dan berbagai aspek kehidupan yang unik di setiap daerah adalah aset kekayaan intelektualitas yang hanya satu di dunia, karena kebudayaan tidak akan pernah sama. Kalaupun ada, hanyalah karakter budaya saja, atau sisa-sisa dari kebudayaan yang sudah berubah yang mirip dengan budaya yang baru. Jika tidak dilestarikan, warisan budaya ini dapat hilang, dan dengan hilangnya budaya, maka identitas suatu masyarakat juga akan memudar. Pelestarian ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga keaslian budaya, tetapi juga untuk menciptakan inovasi masyarakat terhadap kedaulatan budaya yang kita miliki.

Melihat konteks pembangunan Indonesia yang memiliki ratusan etnis dan bahasa, pelestarian budaya menjadi tugas yang mendesak karena banyak kebudayaan lokal berada di ambang kepunahan. Oleh karena itu, pemerintah melalui Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan, Balai Pelestarian Nilai Budaya, serta lembaga-lembaga kebudayaan lokal, memiliki peran penting dalam memfasilitasi pemajuan kebudayaan, misalnya melalui pengakuan terhadap warisan budaya tak benda, pembentukan museum daerah, atau revitalisasi seni budaya yang harus dan segera dilaksanakan.

Salah satu cara pelestarian yang efektif adalah melalui penelitian dan pendokumentasian. Masih banyak budaya yang belum terangkat dan cenderung difahami salah kaprah oleh banyak orang. Oleh karena itu, langkah untuk merekam, menulis, dan mempublikasikan kebudayaan daerah seperti berbagai kegiatan seni budaya daerah, dipandang sangat penting untuk dilakukan, bahkan kapasitas dan intensitasnya perlu ditingkatkan. Kita seharusnya sadar, bahwa pelestarian saja tidak cukup. Kebudayaan daerah harus hidup dan berkembang dalam masyarakat yang menghargai nilai-nilai. Sementara pemerintah dan seniman bekerjasama dalam mengembangkan dan dapat melahirkan karya baru dengan pijakan seni tradisi yang kita miliki. Kebudayaan itu dinamis dan harus berkembang sesuai kebutuhan dalam perkembangan zaman.

Pendidikan memiliki peran strategis dalam pengembangan seni budaya daerah. Sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan formal seharusnya menjadi tempat dimana kebudayaan lokal diperkenalkan, dipelajari, dan dipraktikkan. Kurikulum yang mengintegrasikan budaya daerah seharusnya diterapkan secara terpadu dengan tujuan menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter kedaerahan. Hal inilah yang melahirkan rasa hormat dan cinta terhadap budayanya sendiri.
Saat ini, sistem pendidikan seringkali lebih banyak menekankan mata pelajaran yang dianggap lebih “modern” seperti sains dan teknologi, sementara kebudayaan daerah hanya dianggap sebagai pelengkap. Padahal, pendidikan seni budaya daerah membangun karakter dan memperkuat identitas manusia sesungguhnya. Seni budaya daerah harus dikenalkan kepada peserta didik sejak dini, agar kedepannya para siswa dapat menghargai, menghormati, dan mencintai seni budaya sendiri dan dapat dijadikan pelindung terhadap pengaruh buruk budaya asing yang masuk ke daerah kita tercinta ini.
Selain pendidikan formal, pendidikan non-formal melalui komunitas budaya, sanggar seni, dan kegiatan-kegiatan kebudayaan dilingkungan masyarakat juga memiliki dampak yang besar dalam memperkuat dan mengembangkan kebudayaan daerah. Program pendidikan yang melibatkan seniman lokal, budayawan, dan tokoh adat dapat menjembatani generasi muda dengan akar budaya asli melalui pengajaran non-formal. Maju dan terus berkembang dengan pijakan nilai lokalitas kebudayaan sebagai pembentuk budaya Indonesia. Bangga dan cintailah budaya sendiri, dan mau belajar untuk dapat terus berkembang sesuai perkembangan zaman, namun tidak menghilangkan khazanah nilai yang terkandung dalam seni budaya tersebut.

Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan kebudayaan daerah adalah modernisasi dan arus globalisasi yang seringkali membawa dampak negatif terhadap keberlangsungan budaya lokal. Modernisasi, di satu sisi, membawa perubahan yang penting dalam kehidupan masyarakat, seperti meningkatnya akses terhadap teknologi, ekonomi, dan pendidikan. Namun, modernisasi juga dapat mengikis nilai-nilai tradisional yang melekat pada kebudayaan daerah. Contoh nyata dari tantangan ini dapat dilihat dalam gaya hidup masyarakat yang semakin tergeser oleh budaya populer (pop culture) yang datang dari luar. Budaya urban perkotaan sudah menjadikan seni tradisi menjadi bentuk baru. Komudifikasi seni budaya membuat seni tradisi asing dimata kita. Media sosial dan internet menjadi alat utama penyebaran budaya asing, yang seringkali lebih menarik bagi generasi muda daripada kebudayaan lokal. Dalam situasi ini, budaya lokal seringkali dianggap kuno, tidak relevan, atau ketinggalan zaman. Kesenian tradisional dan adat-istiadat mulai ditinggalkan oleh generasi muda yang lebih menyukai budaya barat. Oleh karena itu, pemerintah, seniman, dan semua elemen masyarakat harus dapat memberikan filter terhadap fenomena perkembangan seperti sekarang ini.

Tantangan modernisasi ini tidak harus dihadapi dengan menolak sepenuhnya kemajuan. Alih-alih, kebudayaan daerah dapat beradaptasi dan menggunakan teknologi sebagai sarana untuk memperkuat keberadaan dan daya tariknya. Misalnya, melalui digitalisasi, seni dan budaya lokal dapat diakses lebih luas oleh masyarakat, bahkan hingga ke tingkat internasional. Kita tidak sepenuhnya memandang globalisasi sebagai ancaman bagi kebudayaan lokal. Jika kemajuan teknologi dikelola dengan baik dan bijak, globalisasi dapat menjadi peluang bagi pengembangan kebudayaan daerah. Teknologi digital, internet, dan media sosial memberikan ruang bagi budaya lokal untuk dipromosikan secara luas dan diakses oleh orang-orang dari berbagai belahan dunia.

Pendidikan Pilar Utama Ketahanan Budaya
Sanggar Neotar Kids dan Warsada Pontianak

Penyebaran budaya lokal melalui platform digital seperti YouTube, Instagram, TikTok, atau media sosial lainnya memungkinkan masyarakat untuk menampilkan keunikan budaya kepada audiens global. Artinya kemajuan teknologi dapat digunakan secara tepat, terarah, bijak dan cerdas untuk mengembangkan seni budaya daerah kearah yang lebih baik dan luas. Kita harus menjadikan teknologi sebagai alat yang bermanfaat untuk penyebaran dan kemajuan seni budaya sesuai perkembangan zaman. Melalui teknologi kita juga dapat belajar tentang perkembangan, sehingga dapat memberikan sentuhan baru dalam ruang kreatif untuk pemajuan kebudayaan. Jadi bijak dan cerdaslah dalam menggunakan teknologi. Jika tidak, maka seni budaya dapat hilang tergerus perkembangan teknologi itu sendiri.

Pengembangan kebudayaan daerah tidak dapat terwujud tanpa partisipasi aktif masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk melibatkan komunitas dalam setiap langkah pengembangan budaya. Pendekatan berbasis komunitas, di mana masyarakat menjadi pelaku utama dalam menjaga, mengembangkan, dan mempromosikan budaya mereka, akan memberikan dampak yang lebih baik secara berkelanjutan. Komunitas dan sanggar seni, serta kelompok-kelompok kebudayaan lainnya memiliki pengetahuan mendalam tentang budaya lokal dan seharusnya menjadi subjek utama dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya. Keterlibatan mereka tidak hanya memastikan bahwa budaya tersebut tetap otentik, tetapi juga memberikan rasa memiliki yang lebih dalam. Peranan sanggar seni dan seniman inilah yang harus terus terbangun dan kerjasama pemerintah dengan seniman harus terus dijaga agar dapat bersama membangun gemilang peradaban Kalimantan Barat ke depannya.

Marilah kita bersama-sama berkomitmen untuk menjadikan kebudayaan sebagai salah satu pilar utama dalam membangun daerah dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan menanamkan nilai-nilai budaya dalam pendidikan, kita sudah membangun pondasi seni budaya bagi masa depan Indonesia yang berkarakter kuat dan siap menghadapi berbagai tantangan global.
Traktir Mbah Dinan kopi klik di sini
atau mau beli alat musik Kalimantan?
LIHAT ALAT MUSIK DAYAK
Hubungi Admin: 0811 5686 886.

About the Author

Saya Ferdinan, S.Sn. dipanggil Mbah Dinan. Komposer dan peneliti independen budaya musik Dayak kalimantan Barat. Masih aktif memberi pelatihan seni musik Dayak pada komunitas di Kalimatan Barat.

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.